Pertanyaan dari : masykur:
guree,,,, sejauhmana pengertian dari alkizbu laa ummati,,,
dan ikhtiaru wajibun,,,, dan bagaimana status hadis sallu alayya walau birriyya
Jawab :
1.
Kami belum pernah menemukan
ucapan2 tersebut di atas disebut sebagai hadist nabi dalam kitab2 hadits dan
fiqh mu’tabar
2.
Namun maknanya adalah
shahih, namun tentu harus dipahami secara benar., yaitu :
a.
alkidzbu laa ummati, artinya
dhahirnya : “dusta bukan umatku.” kalau diterjemah secara dhahir seperti ini, tentu
ucapan ini rancu, karena makna al-kizbu adalah dusta, yakni suatu sifat
manusia. Tidak mungkin disifat “bukan umatku “ kepada dusta, tetapi “bukan umat
ku“ hanya dapat disifatkan kepada pendusta (orang). Seterusnya “bukan umatku”
bukan dalam arti pendusta menjadi kafir karena bukan umat Muhammad, karena
ijmak ulama tidak menjadi kafir karena suatu perbuatan dosa besar, tetapi
maksudnya bukan sempurna umat, jadi pendusta tetap umat Muhammad, namun tidak
sempurna. Atau dapat diartikan juga pendusta yang dimaksud di sini adalah
munafiq (dalam hatinya kufur)
b.
ikhtiyar wajibun , maknanya
berusaha adalah wajib dalam arti tidak hanya berpangku tangan menunggu taqdir. Ini
sesuai dengan firman Allah Q.S.
al-baqarah : 286 , terjemahannya :
“Bagi manusia imbalan menurut usahanya dan mendapat hukuman apa yang
diusahakannya.”
c.
Shallu ‘alaiya walau
birriya’ , terjemahannya “bersalawatlah kepadaku meski dengan riya.”. ucapan
ini sering dijadikan sebagai dalil bersalawat boleh dilakukan meski dengan
suara keras didengar orang ditempat-tempat ramai. Menurut hemat kami, maksud
riya di sini bukanlah riya secara hakikat, karena kalau memang beramal dengan
niat bukan karena Allah, tetapi sekedar menampakkan kepada orang lain, maka
amalnya seperti ini disepakati ulama akan sia-sia, termasuk dalam hal ini bersalawat.
Karena itu, maksud riya di sini adalah
bentuk riya (shurah). Artinya boleh bersalawat dengan sengaja menampakkan
kepada orang lain sebagai syiar Islam, tetapi dalam hati tetap karena Allah. Kami
menyebut shurah riya, karena secara dhahirnya nampak riya, akan tetapi yg
menjadi penilaiannya adalah apa yang menjadi niat seseorang itu dalam
menghidupkan syiar tersebut.
Advertisement